HubunganPengetahuan, Ketersediaan Sarana Dengan Pencegahan Hepatitis B Pada Perawat Di Rumah Sakit Ibnu Sina Bukittinggi.
Sari
Hepatitis B merupakan penyakit yang banyak ditemukan di dunia, 10% dari infeksi virus hepatitis B akan menjadi kronik dan 20% penderita hepatitis kronik ini dalam waktu 25 tahun sejak tertular akan mengalami cirroshis hepatitis dan karsinoma hepatoselluler atau hepatoma. Pada kelompok donor darah di Indonesia prevalensi Hepatitis B berkisar antara 2,50-36,17%, sedangkan di rumah sakit Ibnu Sina Bukittinggi diketahui jumlah kasus hepatitis B dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, tahun 2015 sebanyak 25 kasus, tahun 2016 sebanyak 38 kasus dan tahun 2017 sebanyak 50 kasus. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif desain penelitian cross sectional yang bertujuan mengetahui hubungan pengetahuan dan ketersediaan sarana dengan pencegahan hepatitis B. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat pelaksana sebanyak 98 orang dengan sampel total populasi, melakukan wawancara menggunakan kuesioner. Hasil penelitian dianalisis secara univariat dan bivariat menggunakan uji statistik chi-square. Berdasarkan hasil penelitian diketahui ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan pencegahan hepatitis B (p-value = 0,003) dan ada hubungan yang bermakna antara ketersediaan sarana dengan pencegahan hepatitis B (p-value = 0,006). Melihat hasil penelitian di atas maka RSI Ibnu Sina Bukittinggi agar mengikutsertakan perawat dalam pendidikan dan pelatihan, seminar-seminar dan workshop mengenai hepatitis B dan menyediakan sarana yang menunjang pencegahan hepatitis B seperti handscoon, tempat cuci tangan, tempat pembuangan limbah medis, sabun untuk cuci tangan, handuk yang bersih, pakaian khusus petugas dan alat sterilisasi. Serta adanya jadwal pemeliharaan alat rumah sakit.