Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Stunting Pada Balita Di Puskesmas Plus Mandiangin, Kel. Pintu Kabun, Kec. MKS Di Kota Bukittinggi Tahun 2017

Media Fitri, Anita Saputri

Sari


Stunting terjadi mulai janin masih dalam kandungan dan baru nampak saat anak berusia dua tahun. Anak dengan
stunting dapat melambatkan perkembangan kognitif, mengalami pertumbuhan yang lambat, menurunnya
produktifitas dan mengalami penurunan kesehatan termasuk penyakit kardiometabolik yang berkembang dan
berdampak pada kualitas generasi selanjutnya.Tujuan penelitian ini untuk melihat hubungan faktor keturunan dan
riwayat berat lahir rendah dengan kejadian stunting pada balita di wilayah kerja Puskesmas Plus Mandiangin, Kel.
Pintu Kabun, Kec.MKS, Kota Bukittinggi Tahun 2017. Metode penelitian ini yaitu analitik dengan desain Cross
sectional. Sampel penelitian ini sebanyak 91 orang balita, analisa data menggunakan uji statistic Chi-Square pada
batas kemaknaan 0,05. Hasil penelitian didapatkan lebih dari separoh (64,8%) responden memiliki faktor keturunan
yang tidak beresiko pada balita, hampir sebagian besar ( 87,9 % ) responden memiliki faktor berat badan lahir yang
tidak beresiko dan sebagian besar (79.1 %) tidak stunting (normal) dan hasil uji statistik membuktikan terdapat
hubungan yang signifikan antara faktor keturunan dengan nilai p-value 0.015 (< 0,05) dan faktor riwayat BBLR
dengan nilai p-value 0.032 ( < 0,05) dengan kejadian stunting pada Balita di Puskesmas Plus Mandiangin Kel.Pintu
Kabun, Kec.MKS di Kota Bukittinggi tahun 2017. Disarankan kepada tenaga kesehatan dan orang tua balita agar
menghindari faktor risiko stunting selama hamil dan sejak dia lahir agar tidak mengalami pertumbuhan yang
terhambat.

Teks Lengkap:

PDF


Google Scholar